e martë, 5 qershor 2007

Anda Bekerja di Mana?

Pertanyaan "klasik" yang selalu mampir. Setiap ketemu teman lama, kerabat atau saudara saat lebaran atau berlibur sering muncul pertanyaan sama:"Kamu sekarang di mana?" atau "Kantor kamu di mana sih?"

Pekan lalu saya diundang makan siang seorang kawan lama. Ia manager sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di negeri ini. Usai makan siang, silaturahmi dilanjutkan ke ruang kerjanya di lt 7. Sambil memelototi lap top di mejanya (maksudnya bekerja) sang kawan masih asik ngobrol sambil bercanda. Sementara saya duduk di hadapannya.

Kira-kira habis setengah gelas kopi cream, seorang pria muda meilintas di depan ruang kerjanya. Kontan kawan saya ini beranjak berdiri. Rupanya dia adalah atasannya. Masih muda. Jabatannya cukup tinggi, Vice President, alias senior manager. Konon, ia lulusan MIT. Kampus teknologi terkemuka di dunia yang terletak di Boston, Massachuset, Amerika. Penampilan begitu hangat dan ramah. Cenderung rendah hati.

"Pak kenalin ini, kawan saya".

"Oh ya...", sang VP ini menyorongkan jabat tangannya.

"Sekarang di mana Pak?", tanyanya kemudian.

"Hmm.. di mana ya.. ?" saya balik bertanya karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

Sementara kawan saya ini hanya ketawa saja.

"I could be anywhere..." , segera kutemukan jawaban sekenanya.

"Beliau ini seorang penulis Pak", kawan saya itu menjelaskan.

"Wah.... itu profesi yang hebat. Profesi unggulan setelah pengacara", mimiknya begitu sumringah.

"Sudah baca 'Four Hour Workweek'?" ia melanjutkan seambil menjelaskan kalo dia begitu terinspirasi dari buku yang dia sebutkan itu. ia juga mengatakan ingin sekali seperti apa yang diuraikan dalam buku tersebut.

"Belum. Tapi saya sudah melakukannya selama ini", aku jawab demikian.

"Maaf nanti kita ngobrol lagi. Saya harus meeting", sang VP itu menggeloyor.

Dus, soal pertanyaan "Kamu kerja di mana ?" merupakan realitas. Tetapi yakinlah, di abad persaingan talenta saat ini, pertanyaan di atas sudah usang. Dan itu wajar-wajar saja dalam iklim masyarakat serba struktural yang telah terbangun kuat sejak jaman kolonial yang melahirkan "struktur masyarakat priayi" dan "kawulo alit".

Dan, semuanya memang mesti diawali dari pertanyaan. Mengapa mesti bertanya? Karena pertanyaan dapat mencerminkan sebuah visi, kepribadian, mindset, serta eksistensi sesoranng. Tegasnya, pertanyaannya Anda mencerminkan 'siapa anda' yang sebenarnya.

Nah, dalam perkenalan perdana Partai PKB ini, saya juga ingin memulai dengan pertanyaan: "Siapakah Anda?"

"Apa kemampuan Anda?"

"Sudahkah Anda sadari apakah sesungguhnya kemampuan Anda?"

"Apa arti bekerja menurut Anda?" Saya yakin Anda semua mampu menjawab pertanyaan itu.

Kalaupun saat ini belum, berusahalah menemukan jawaban di kemudian hari.

Nuk ka komente: